Rabu, 05 Februari 2014

Contoh Naskah Drama Untuk 5 Orang Perempuan by Selvi Oktaviani


Hallo~ ^^
Disini aku mau mempublishkan naskah drama pendekku yang berjudul ‘Maaf’ *ayey*. Jujur aja aku gak bisa bikin sebuah cerita loh~ tapi karna disekolah ada tugas membuat naskah drama pendek dan harus dipraktekkan. Aku terpaksa membuatnya dan jadilah seperti ini. Ini sangat jelek *menurutku*. Semoga kalian suka membacanya... dan kalau mau copas izin dulu ya~ ^^
~Happy reading~
.
.
.
MAAF
Disebuah ruangan, terlihat lima orang perempuan yang masih memakai seragam sekolah sedang membicarakan sesuatu. Mereka duduk melingkar dengan raut wajah yang serius. Namun ada salah satu temannya yang diketahui bernama Nana itu sedang sibuk memainkan handphone miliknya. Terlihat dia sedang senyum-senyum sendirian tidak menghiraukan tatapan teman-temannya padanya.
Puput        : “ekheeemmm” (sambil mendelik sebal pada Nana)
Nana         : “kenapa?”
Puput        : “kita sedang berdiskusi, bisakah kau tidak memegang handphonemu itu? Kita harus menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.”
Nana         : “iya iya..” (jawab Nana malas)
Puput        : “baiklah, diskusi kita mulai.”
Mela          : “Ok, pertama-tama kita harus membagi siapa-siapa yang menjadi peran dalam novel ini.” (sambil meletakkan sebuah novel)
Lia            : “baiklah, aku dan Nisa sudah membaca novel ini.”
Nana         : “Oh, terus siapa saja tokoh-tokoh itu?”
Lia            : “yang menjadi pemeran utamanya bernama Lulu, dia anaknya sangat culun dan pemalu, dan dia selalu dijauhi oleh teman-temannya.”
Mela          : “terus siapa lagi?”
Nisa          : “ dan ada tiga orang perempuan yang diketahui mereka itu sangatlah cantik namun mereka itu sangat sombong, mereka bertiga ini membuat sebuah kelompok yang bernama ‘The Girls’.”
Lia            : “tiga perempuan ini bernama jessica, Putri, dan Meymey.”
Nisa          : “oh ya, dan satu orang perempuan lagi, Sarah, dia adalah temannya Lulu, dia sangat cantik dan baik. Tapi dia tidak pemalu seperti Lulu. Dia pemberani. Dia selalu melindungi Lulu dari kejailan geng ‘The Girls’.”
Nana & Mela: “oh, aku mengerti.” (jawab mereka berbarengan)
Puput        : “baiklah, aku selaku ketua di kelompok ini, akan membagikan siapa saja peran-peran untuk kalian.”
Semuanya menganggukkan kepala.
Puput        : “Ok.. Lia, Mela, dan aku yang akan menjadi pemeran antagonis. Lihatlah wajah kami bertiga, kami pantas memerankan tokoh antagonis, benar?”
Mela          : “Oh tentu saja.”
Puput        : “dan kau, Nisa, kau berperan sebagai Sarah.”
Nisa          : “Eh? Aku?” (tanya nisa sambil menunjuk dirinya sendiri)
Puput        : “Iya.”
Nisa          : “Oh, baiklah. Aku mau.”
Nana         : “tunggu. Lalu yang jadi pemeran utama itu siapa? Jangan bilang kalau itu aku.” (sambil mendelik tidak suka)
Lia            : “Tentu saja, kau.”
Nana         : “tidak, aku tidak mau. Aku tidak mau menjadi peran yang harus ditindas. Aku tidak mau.”
Mela          : “Mau tidak mau, kau harus mau, Nana.”
Nana         : “Aku bilang tidak, ya, tidak!”
Puput        : “Nana, dengarkan aku! Kau pantas memerankan tokoh ini, aktingmu sangat bagus, dan dilihat dari raut wajahmu, kau pantas memerankan tokoh ini.”
Nana         : “jadi kau bilang, wajahku ini wajah yang harus dikasihani, begitu?! Aku tidak suka.”
Nisa          : “bukan begitu, maksud kami kau sangat berbakat dalam memerankan tokoh ini.”
Braaakk.
Nana memukul meja dengan keras sehingga semua orang yang ada disekeliling Nana terlonjak kaget.
Puput        : “NANA!” (teriak puput marah)
Nana         : “Mentang-mentang kau ditunjuk sebagai ketua dalam kelompok ini, kau seenaknya sendiri menentukan peran orang? Cih, sangat memalukan.”
Puput        : “tutup mulutmu, Nana!”
Nana         : “Cih, kalian semua menyebalkan. Aku benci kalian.”
Plak. Nisa menampar pipi Nana sangat keras. Sontak saja Nana dan semuanya kaget melihat Nisa menampar pipi Nana.
Nana         : “Kau..”
Lia            : “Nana..”
Nana         : “kau.. aku benci padamu. Aku benci. Benci. Benci.” (teriak Nana sambil meninggalkan ruangan dengan wajah yang menangis)
Nisa          : “Apa yang telah aku lakukan? Aku menampar pipi Nana. Oh tuhan.. maafkan aku...” (lirih Nisa)
Mela          : “Jangan menangis, lebih baik besok kau meminta maaf pada Nana.”
Nisa hanya menganggukkan kepalanya dan mereka pun saling memeluk satu sama lain.
Keesokan harinya di kelas, terlihat Nana sedang duduk dengan raut wajah yang murung. Tiba-tiba Nisa, Puput, Lia dan Mela datang menghampiri bangku Nana.
Nisa          : “Nana...” (panggil Nisa dengan nada lirih)
Nana mendelik tidak suka dan hendak meninggalkan bangkunya, namun pergelangan tangan Nana ditahan oleh Nisa.
Nisa          : “Nana.. maafkan aku. Aku tidak sengaja menampar pipimu kemarin.”
Nana menepis paksa tangan Nisa.
Nana         : “Dengan semudah itu kau meminta maaf? Cih, minggir! Aku mau ke kantin.”
Mela          : “Nana, tunggu jangan pergi dulu. Kami minta maaf kalau kami salah padamu. Kami minta maaf.”
Puput        : “Iya, aku minta maaf karna telah seenaknya memilih kau sebagai tokoh itu.”
Lia            : “Aku juga minta maaf.”
Semuanya terdiam, tubuh Nana bergetas menahan tangis, wajahnya sudah memerah dan matanya berkaca-kaca.
Nisa          : “Apakah kau mau memaafkan aku?”
Nana         : “hikss.. kau... kalian..” (Nana menangis)
Nisa, Puput, Mela dan Lia memeluk tubuh Nana. Mereka menangis bersama-sama.
Nisa          : “Maafkan aku.”
Puput        : “Maafkan kami semua..”
Nana         : “Aku juga minta maaf karena selama ini aku egois. Aku hanya mementingkan diriku sendiri. Maafkan aku.”
Nisa          : “Kami memaafkanmu..”
Nana         : “terima kasih, teman-teman.”
Lalu mereka pun saling memaafkan dan tersenyum satu sama lain.
Lia            : “kita tetap akan jadi sahabat kan?”
Nana         : “tentu saja.”
Mereka pun tertawa dan tersenyum senang.
TAMAT

6 komentar: